INTEGRITAS NASIONAL
A. PENGERTIAN
INTEGRASI NASIONAL
Integrasi nasional berasal dari dua
kata, yaitu “integrasi” dan “nasional”. Integrasi berasal dari
bahasa Inggris, integrate, artinya
menyatu padukan, menggabungkan, mempersatukan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat
dan utuh. Kata Nasional berasal dari bahasa Inggris, nation yang artinya bangsa.
Integrasi nasional berarti
menggabungkan seluruh bagian menjadi sebuah keseluruhan dan tiap-tiap bagian
diberi tempat, sehingga membentuk kesatuan yang harmonis dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi
nasional mempunyai arti politis dan antropologis:
a)
Secara Politis
Integrasi nasional secara politis
berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan social dalam kesatuan wilayah
nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
b)
Secara Antropologis
Integrasi nasional secara
antropologis berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang
berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat.
B. PROSES INTEGRASI YANG TERJADI DI INDONESIA
Integrasi bangsa tidak terjadi begitu saja, tetapi
memerlukan suatu proses perjalanan
waktu yang panjang yang harus
diawali adanya kebersamaan dalam kehidupan. Kebersamaan tersebut memiliki arti yang
luas yaitu kebersamaan hidup, kebersamaan pola pikir, kebersamaan tujuan dan
kebersamaan kepentingan. Integrasi suatu bangsa dilandasi oleh cita-cita dan
tujuan yang sama, adanya saling pendekatan dan kesadaran untuk bertoleransi dan
saling menghormati.
Proses integrasi bangsa Indonesia menurut A. Sartono Kartodirjo
dapat dibagi dalam 2 jenis yaitu;
1.
Integrasi geopolitik yang dimulai
sejak jaman prasejarah sampai awal abad 20. Dalam proses integrasi geo politik
di Indonesia mulai menonjol pada awal abad 16 dan dalam proses integrasi bangsa
Indonesia tersebut banyak faktor yang berperan antara lain pelayaran dan
perdagangan antar pulau serta adanya bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan.
Para pedagang Islam mejadi motor penggerak terjadinya proses integrasi, hal ini
karena dalam ajaran Islam tidak membedakan manusia baik berdasarkan kasta,
agama, suku/etnis atau golongan. Bagi pedagang-pedangan Islam yang terpenting
adalah perdagangan yang saling menguntungkan. Dengan adanya hal tersebut maka
mempermudah hubungan dan komunikasi suku bangsa yang berada di Nusantara. Integrasi
bangsa tidak terjadi begitu saja, tetapi memerlukan suatu proses perjalanan waktu
yang panjang yang harus diawali adanya kebersamaan dalam kehidupan. Kebersamaan
tersebut memiliki arti yang luas yaitu kebersamaan hidup, kebersamaan pola
pikir, kebersamaan tujuan dan kebersamaan kepentingan. Integrasi suatu bangsa
dilandasi oleh cita- cita dan tujuan yang sama, adanya saling pendekatan dan
kesadaran untuk bertoleransi dan saling menghormati.
2.
Integrasi kaum elite yang berkembang
sejak awal abad 20 sampai jaman Hindia Belanda berakhir. Pada awal abad 20 yang
berperan adalah pendidikan, karena dengan pendidikan lahirlah golongan
intelektual Indonesia yang menyadari nasib bangsanya sehingga berusaha
mengembangkan wawasan integral kebangsaan. Maka integrasi politik kaum elite
merupakan tulang punggung gerakan nasionalisme Indonesia. Melalui gerakan nasionalisme
maka lahirlah integrasi nasional bangsa Indonesia sampai sekarang.
C. PENTINGNYA
INTEGRASI BANGSA BAGI SEBUAH NEGARA
Keberadaan masyarakat yang majemuk dalam
sebuah bangsa di mana memiliki keanekaragaman budaya, sangat memerlukan proses integrasi.
Karena dampak dari kemajemukan ini sangat potensial terjadinya konflik atau
pertentangan. Oleh sebab itu, hendaknya setiap warga masyarakat harus menyadari
dan mempunyai cita-cita bersama. Cita-cita bersama tersebut adalah sederhana
tetapi agung yaitu suatu masyarakat dimana semua golongan dapat hidup rukun,
mengembangkan diri tanpa merugikan golongan lain, dan bahkan membantu mendukung
golongan-golongan lain, sehingga terwujud suatu masyarakat yang adil dan
makmur.
Selain itu, pentingnya membangun
integrasi nasional adalah terwujudnya kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang dilandasi rasa kepemilikan bersama, rasa kebersamaan, semangat persatuan
dan kesatuan bangsa, semangat untuk berbuat demi kepentingan bersama, perasaan yang
sama, kesadaran dalam membangun interaksi dan komunikasi yang baik, kerja sama
dalam menghasilkan karya yang bernilai tinggi, kekompakan warga negara dalam mencapai
cita-citanya, semangat menjaga negara yang bebas dari ancaman perpecahan dan
kesadaran mewujudkan kerukunan hidup.
D. PERISTIWA-PERISTIWA
BERSEJARAH YANG MENUMBUHKAN RASA PERSATUAN DAN SEMANGAT KEBANGSAAN INDONESIA
Ada beberapa peristiwa bersejarah
yang telah memupuk rasa persatuan, kesatuan, dan semangat kebangsaan Indonesia antara
lain yaitu;
1.
Berdirinya organisasi Budi Utomo.
Budi Utomo adalah sebuah organisasi pemuda yang berdirinya dipelopori oleh Dr. Suetomo
dan didirikan pada tanggal 20 Mei 1908. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan
yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia atau sebagai tonggak awal kebangkitan
nasional Indonesia walaupun pada saat itu organisasi ini awalnya hanya ditujukan
bagi golongan berpendidikan di daerah Jawa.
2.
Peristiwa Sumpah Pemuda di mana
telah tertuang tekad bertanah air satu Indonesia, berbangsa satu, dan
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober
1928, bangsa Indonesia tidak lagi berupa ide, melainkan telah menjelma menjadi
konsep, karena telah memiliki batasan yang jelas. Konsep bangsa Indonesia
menjadi aktual dengan proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi
kemerdekaan adalah ikrar untuk bersatu dalam mendirikan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, meliputi wilayah dari Sabang sampai Merauke yang merdeka dan berdaulat
untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
E. FAKTOR-FAKTOR
PENDORONG INTEGRASI NASIONAL
1.
Adanya rasa senasib dan seperjuangan
yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
2.
Adanya ideologi nasional yang
tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.
3.
Adanya tekad serta keinginan untuk
bersatu di kalangan bangsa Indonesia seperti yang dinyatakan dalam Sumpah
Pemuda.
4.
Adanya ancaman dari luar yang
menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia.
F.
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT INTEGRASI NASIONAL
1.
Kurangnya penghargaan terhadap
kemajemukan yang bersifat heterogen.
2.
Kurangnya toleransi antargolongan.
3.
Kurangnya kesadaran dari masyarakat
Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar.
4.
Adanya ketidakpuasan terhadap
ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan.
G. UPAYA
MENJAGA INTEGRASI BANGSA
Upaya untuk mencapai dan menjaga
integrasi nasional dapat dilakukan dengan cara menjaga keselarasan antar
budaya. Hal itu dapat terwujud jika ada peran serta pemerintah dan partisipasi
masyarakat dalam proses integrasi nasional. Adapun upaya yang dilakukan pemerintah
untuk menjaga integrasi bangsa antara lain:
1.
Pemerintah harus mampu melaksanakan
sebuah sistem politik nasional yang dapat mengakomodasikan aspirasi masyarakat
yang memiliki kebudayaan yang berbeda- beda.
2.
Kemampuan desentralisasi pemerintah
yang diwujudkan dalam agenda otonomi daerah. Hal ini untuk memperbesar kesadaran
dan kreatifitas masyarakat sebagai salah satu penunjang terwujudnya integrasi
nasional.
3.
Keterbukaan dan demokratisasi yang
bertumpu pada kesamaan hak dan kewajiban warga negara.
4.
Meningkatkan usaha pembinaan dan
pemeliharaan kebudayaan nasional.
5.
Membina dan memelihara
tradisi-tradisi serta peninggalan sejarah yang mempunyai nilai perjuangan.
Adapun upaya atau bentuk dari
partisipasi masyarakat antara lain:
1.
Meminimalkan perbedaan yang ada dan
berpijak pada kesamaan yang dimiliki oleh setiap budaya daerah.
2.
Meminimalkan setiap potensi konflik
yang ada. Misalnya primordialisme (paham dari anggota masyarakat yang mempunyai
kecenderungan untuk berkelompok sehingga terbentuklah suku-suku bangsa) dan
fanatisme (kepercayaan yang terlalu kuat terhadap suatu ajaran tertentu) yang
berlebihan.
3.
Menerima dan menghargai suku, agama,
dan adat istiadat orang lain.
4.
Memelihara, melestarikan, dan
mengembangkan tradisi dan budaya.
5.
Melakukan dialog antar suku dan
golongan.
H. MAKNA ANCAMAN, GANGGUAN, HAMBATAN, DAN TANTANGAN
Keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia bila tidak
dikelola dengan baik dapat memunculkan ancaman, gangguan, hambatan, dan
tantangan.
a)
Ancaman adalah
usaha yang bersifat mengubah atau
merombak kebijaksanaan yang dilakukan secara konsepsional melalui tindak
kriminal dan politis. Ancaman dalam membangun integrasi nasional dibagi menjadi
dua, yaitu ancaman militer dan ancaman nonmiliter. Ancaman militer adalah
ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang dinilai
mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berasal dari luar
negeri maupun dari dalam negeri. Sedangkan, ancaman nonmiliter adalah ancaman
yang tidak menggunakan senjata tetapi jika dibiarkan akan membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
b)
Gangguan adalah
hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan melemahkan
atau menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah). Gangguan dalam
membangun integrasi nasional antara lain yaitu tingkat pendidikan rendah, kesenjangan
kesejahteraan, rendahnya toleransi, dll.
c)
Hambatan adalah
usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan untuk melemahkan
atau menghalangi secara tidak konsepsional. Hambatan dalam membangun integrasi
nasional antara lain yaitu konflik, persaingan, penyalahgunaan narkoba dan minuman
beralkohol, kriminalitas, separatisme, dll.
d)
Tantangan adalah
hal atau usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan. Bentuk tantangan dalam
membangun integrasi nasional yaitu percobaan invasi asing, KKN, dan kriminalitas.
I.
UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MEMPERKUKUH INTEGRASI
BANGSA
a)
Membangun dan menghidupkan komitmen
yang menjadikan perjalanan panjang Indonesia untuk menyatukan dirinya. Dimulai
dari Kebangkitan Nasional pada 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan
1945 harus terus dihadirkan hakikat dan maknanya dalam hati sanubari dan alam
pikiran bangsa Indonesia.
b)
Menciptakan kondisi dan membiasakan
diri untuk membangun konsensus. Kompromi dan kesepakatan adalah jiwa demokrasi.
Penghormatan dan pengakuan terhadap mayoritas diperlukan, tetapi perlindungan
terhadap minoritas tetap tidak boleh diabaikan.
c)
Membangun kelembagaan (Pranata) yang
berakarkan nilai dan norma yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Kelembagaan itu diharapkan mampu membangun mekanisme peleraian konflik untuk
mencegah kecenderungan tindakan represif dalam menyelesaikan konflik.
d)
Merumuskan kebijakan dan regulasi
yang konkret. Tegas dan tepat dalam segala aspek kehidupan dan pembangunan
bangsa, yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak, juga semua wilayah.
e)
Pentingnya memiliki kepemimpinan
yang arif dan efektif dalam pembinaan integrasi nasional.
J.
STRATEGI
YANG DIGUNAKAN UNTUK MENCIPTAKAN INTEGRASI BANGSA
a)
Menanamkan nilai-nilai Pancasila,
jiwa sebangsa dan setanah air, dan rasa persaudaraan supaya tercipta kekuatan
dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.
b)
Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya
primordialisme sempit pada setiap kebijaksanaan dan kegiatan, sehingga mencegah
terjadinya KKN.
c)
Meningkatkan ketahanan rakyat dalam
menghadapi usaha-usaha pemecah belahan dari pihak luar dan kaki tangannya.
d)
Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan
kebangsaan dan implementasi butir-butir Pancasila dalam rangka melestarikan dan
menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa.
e)
Menumpas setiap gerakan separatis
secara tegas dan tidak kenal kompromi.
f)
Membentuk satuan sukarela yang
terdiri dari unsur masyarakat, TNI, dan Polri dalam memerangi separatis.
g)
Melarang dengan cara melengkapi
dasar dan aturan hukum setiap usaha untuk menggunakan kekuatan massa.
K. LANGKAH-LANGKAH UNTUK MEMBANGUN INTEGRASI
BANGSA YANG BAIK
Beberapa langkah untuk membangun
integrasi bangsa yaitu:
a)
Anggota masyarakatnya merasa
berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan satu dengan lainnya.
b)
Terciptanya konsensus bersama
mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan
pedoman.
c)
Norma-norma dan nilai-nilai sosial
dijadikan aturan baku dalam proses integrasi.
d)
Mengembangkan dan membangun
kebanggaan akan identitas nasional dalam bentuk lambang negara, dasar negara,
lagu kebangsaan, bahasa nasional, dan bendera nasional.
e)
Melaksanakan kegiatan pembangunan
yang adil sehingga terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat yang merata.
f)
Membangun rasa keadilan rakyat.
g)
Menjaga dan membangun rasa aman dan
tenteram rakyat.
Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan untuk membangun integrasi nasional yang baik dan kokoh yaitu:
a)
Adanya kemampuan dan kesadaran
bangsa dalam mengelola perbedaan sara dan keanekaragaman budaya dan
adat-istiadat yang tumbuh dan berkembang di wilayah Nusantara. Perbedaan
tersebut hendaknya dimaknai sebagai kekayaan dan potensi bangsa, bukan
dipertentangkan.
b)
Adanya kemampuan untuk mereaksi dan
mencegah dominasi ekonomi asing.
c)
Adanya kemampuan untuk mereaksi
penyebaran ideologi asing.
d)
Mampu berperan aktif dalam
percaturan dunia di era globalisasi dalam berbagai Aspeknya
e)
Bertekad untuk membangun sistem
budaya sesuai dengan ideologi nasional (Pancasila) dan UUD 1945.
f)
Menyelenggarakan berbagai kegiatan
budaya dengan cara melakukan pengkajian kritis dan sosialisasi terhadap
identitas nasional, seperti bahasa Indonesia, lagu Indonesia Raya, bendera
Merah Putih, dan Garuda Pancasila.
EmoticonEmoticon